Sabtu, 27 Juli 2024|Jakarta, Indonesia

Sekolah Perlu Mengenalkan Perubahan Iklim Sejak Awal

Handa S. Abidin, S.H., LL.M., Ph.D.

Kamis, 10 Desember 2020 - 10:03 WIB

Handa S. Abidin, S.H., LL.M., Ph.D.
Handa S. Abidin, S.H., LL.M., Ph.D.
A A A

Thepresidentpost.id - John King dan Arne Duncan (keduanya adalah mantan Secretary of Education Amerika Serikat) mengirimkan surat kepada Joe Biden mengenai pentingnya mengajarkan perubahan iklim kepada siswa - siswi di sekolah publik (The Guardian, 3 Desember 2020).

Dalam surat tersebut juga disampaikan bawah siswa - siswi tersebut perlu diajarkan mengenai jalan keluar dalam menghadapi perubahan iklim seperti penggunaan energi terbarukan (The Guardian, 3 Desember 2020).

Saya bersyukur sejak di sekolah dasar putri saya sudah diajarkan di sekolahnya untuk menjaga dan menyelamatkan bumi. Putri saya misalnya sudah memahami bahwa kita perlu melindungi dan tidak menebang pohon - pohon.

Cukup banyak percakapan antara saya dan putri saya dalam hal melindungi pohon - pohon ini terjadi ketika kita berada di meja makan, ketika di perjalanan, atau ketika kita melihat pohon - pohon di taman. Hal yang menarik dan membanggakan, sering sekali percakapan mengenai topik tersebut diinisiasi terlebih dahulu oleh putri saya.

Pembahasan perubahan iklim belum disinggung oleh putri saya. Saya belum mengetahui apakah di sekolah putri saya diajarkan juga secara detail dan spesifik mengenai perubahan iklim. Biasanya ketika berdiskusi dengan putri saya mengenai perlindungan terhadap pohon - pohon tersebut, saya menyampaikan apa kaitannya dengan perubahan iklim. 

Pentingnya aspek perubahan iklim dalam kurikulum sekolah di Indonesia sesungguhnya telah menjadi pembahasan paling tidak sejak tahun 2011 (kabar24.bisnis.com, 23 Oktober 2011).

Ketika itu, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional menyatakan sebetulnya konten perubahan iklim telah tersedia dalam kurikulum yang ada namun perlu diperkokoh kontennya (kabar24.bisnis.com, 23 Oktober 2011).

Saya juga belum mengetahui secara pasti apakah ilmu yang didapat putri saya ini merupakan kewajiban yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada sekolah atau kah ini murni inisiatif dari sekolahnya yang merupakan sekolah swasta.

Di tahun 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ketika membahas persoalan perubahan iklim menyampaikan pentingnya mempelajari ilmu pengetahuan secara konkret dan melalui proses yang menggembirakan (edukasi.kompas.com, 22 Mei 2020). Tentunya ini metode yang perlu kita dukung.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah berkomunikasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait konten perubahan iklim di kurikulum sekolah (medcom.id [Antara], 25 September 2020).

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim menyampaikan pembahasan perubahan iklim akan terintegrasi dengan mata pelajaran yang telah berjalan, beberapa contoh yang disebut adalah mata pelajaran Imu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan juga bahasa (medcom.id [Antara], 25 September 2020).

Di tahun 2011, Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional juga menyampaikan selain mata pelajaran IPA, mata pelajaran matematika dan Bahasa Inggris juga relevan untuk dimasukan konten perubahan iklim (kabar24.bisnis.com, 23 Oktober 2011).

Semakin banyak mata pelajaran sekolah yang dapat dimasukan materi perubahan iklim tentunya akan semakin mempermudah siswa dalam memahami persoalan kompleks perubahan iklim.

Ada baiknya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim bersama dengan pihak yang ditunjuk oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan studi banding terhadap negara - negara lain yang sudah menerapkan konten perubahan iklim di sekolah.

Selanjutnya akan lebih baik apabila pemerintah dapat melakukan kolaborasi internasional misalnya dengan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam membuat materi perubahan iklim yang otoritatif dan berkualitas internasional namun tetap relevan untuk diajarkan kepada siswa - siswi.

 

Oleh: Handa S. Abidin, S.H., LL.M., Ph.D.
Dosen Hukum Perubahan Iklim Internasional, President University


 

Komentar

Berita Lainnya

Business 23/04/2024 10:32 WIB

Govt to Form Task Force to Tackle Online Gambling

President Joko “Jokowi” Widodo chaired a limited meeting which discussed efforts taken to eradicate online gambling in Indonesia, Thursday (04/18), at Merdeka Palace, Jakarta. Minister for Communication…

Economy 23/04/2024 10:27 WIB

President Jokowi Reaffirms Commitment to Farmers’ Welfare

President Joko “Jokowi” Widodo on Monday (04/22) inspected corn harvest in Boalemo regency, Gorontalo province. “Our corn import has decreased significantly from 3.5 million tonnes to 400,000-450,000…

Business 28/02/2024 13:01 WIB

Carsurin and NBRI Strengthen Strategic Alliance to Propel Indonesia’s EV Industry

PT Carsurin Tbk ("Carsurin") and the National Battery Research Institute ("NBRI") are pleased to announce the signing of a pivotal Strategic Alliance Agreement (SAA), marking a significant advancement…

National 21/02/2024 08:42 WIB

Gov’t to Continue Disbursing Rice Assistance

President Joko “Jokowi” Widodo has ensured that the Government will continue rolling out the rice assistance program for low-income families. The President made the statement when handing over rice…

Economy 21/02/2024 08:38 WIB

Bapanas Head Ensures Availability of Rice Stock Ahead of Ramadan

The National Food Agency (Bapanas) has ensured the availability of rice for the fasting month of Ramadan and Eid al-Fitr 1445 Hijri/2024 CE.